“dan terhadap nikmat Rabbmu, maka tampakkanlah” (Q.S. Adh-Dhuha:11)
Salah satu tanda kita berterimakasih kepada orang yang telah memberikan sesuatu untuk kita adalah dengan menunjukkan kepada orang lain “ini loo aku dikasih ini sama si anu” (dengan catatan kalo yg ngasih ga keberatan pemberiannya disebut2). Demikian juga salah satu cara bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita adalah dengan menampakkannya. Menampakkan nikmat ini dilakukan dengan lisan, misal dengan mengucapkan “alhamdulillah, saya baik, dan dilimpahi kebaikan yang banyak”
Atau dengan perbuatan. Kalo punya nikmat sehat, menampakkanlah muka berseri-seri, riang, ceria, bukan lemes ogah-ogahan bermalas-malasan. Kalo punya nikmat rizki cukup, berpakaian yang rapih pantas, makan makanan sehat bergizi. Kalo punya suami/istri yang tampan/cantik, apa yaa.. masa dikenal-kenalkan. Hehe
Ya tapi ya tapi, menampakkan nikmat itu beda lo dengan pamer atau menyebut-nyebutnya secara berlebihan dan terus menerus yang bisa membuat orang lain iri dengki atau membuat orang yang melihat jadi sedih dan berkurang kesyukurannya .
Meskipun jika orang menjadi kufur nikmat itu adalah urusan pribadinya dengan Tuhannya, tapi kita gak mau kan jadi pemicunya?
apakah terkait dengan postingan disini ?
padahal itu untuk menginspirasi kaum adam untuk agak lebih romantis 😀
bukaaaaan. bukan, itu mbaak. seriuuss. itu mah biasa aja 😀
rata2 karena status2 fesbuk orang2. hehe
hehhe…
padahal aku tadi merasa diingatkan. jazakillah ya, Ute 😀
🙂
kalo status fesbukku te? malah bikin orang jadi lebih bersyukur yak…? *berasafinakingenes
Ngok -_-
dari kemarin, pengen nulis dengan tema yang mirip ini. Tapi, semenjak beralih fungsi menjadi khusus pelayanan, huaaaa 😀
masih penyesuaian dengan ritme kerja baru, hiks
hayuh nulis, yan, tak tunggu loo…
cemungudh, bu. jadi pilot project ya
Huaaa, ga usah ditunggu ute.
Sebenarnya bangga ga sih ini, jd pilot project karena dua thn ga tercapai katanya >_<
semuanya tergantung yang memperlihatkan dan melihat 😀
hihi, dua duanya baiknya mencoba memposisikan diri di sudut pandang lawannya, pak 🙂