“Cubit, te…! ngantuk” katanya sambil mengulurkan tangannya, seusai salam rakaat ke-4.
“Kamu capek banget ya…? ” tanyaku sambil melakukan permintaannya.
Dia lantas menyebutkan beberapa tempat yang didatanginya seharian ini
, ” dan baru nyampek kosan hampir maghrib, trus mandi, langsung kesini“, lanjutnya.
Ah, kau tidak pernah berubah, kawan. Kau tidak pernah membiarkan sedikit-pun waktumu tersia. Semangatmu melakukan kebaikan dan perbaikan, mengalahkan udzur-udzurmu…
Aku ingat, tadi aku hampir membatalkan ikut i’tikaf hanya gara-gara bersin-bersin terus sejak pagi. Aku pun malu. Malu sekali…
Seusai salam dua rakaat berikutnya…
“Te,…!” dia menyodorkan segelas kopi instan.
“Lumayan, bisa sedikit menahan kantuk” lanjutnya.
21 Ramadhan 1432 H
19.xx